Thursday 13 September 2012

September dan Terorisme

Tragedi hancurnya gedung pusat perdagangan dunia 11 September 2001, tampaknya meninggalkan tren tersendiri bagi bulan September. Pengulangan berita terkait dengan kerjadian tersebut disertai dengan berita-berita terkini yang diarahkan pada maraknya bentuk terorisme. Saat ini pemberitaan media mengenai terorisme bukan lagi sekedar berpusat di pusat kota. Terorisme menyebar ke pelosok-pelosok, hingga daerah terpencil. Pertanyaannya untuk apakah teroris menyebar teror di lokasi terpencil?

Banyak spekulasi yang beredar. Diantaranya adalah spekulasi mengenai teori konspirasi. Apakah betul aparat keamanan seperti polisi, intelegen nasional, dan internasional merupakan dalang dari semua kejadian dibalik terorisme nasional belakangan ini? Apapun kebenarannya, media menjadikan berita ini (terorisme) menjadi sebuah berita besar yang secara tidak langsung membuat blow up pesimisme Islam. "Bad news is a good news" apakah semboyan tersebut layak demi meraih keuntungan semata. Peran media sangatlah penting dalam rangka membentuk opini publik mengenai kejadian yang terjadi di sekitar masyarakat.

Idealisme Media
Berita media massa mengenai ekstremisme berlebihan tampaknya telah lebih redup dibandingkan dengan satu dekade lalu. Entah bosan, atau hal ini sudah tidak menarik lagi. Namun, belakangan, muncul kembali beberapa kasus mengenai teroris belia jaringan Solo. Entah apakah hal ini dapat dikaitkan dengan politik, baik politik nasional dan internasional.

Reduksi islamophobia seiring dengan minimnya pemberitaan "buruk" mengenai Islam. Belakangan pemberitaan ini mulai muncul kembali. Pemberitaan terkesan tidak berimbang mengenai baik dan buruk. Bahkan terkesan bahwa semuanya adalah buruk. Apakah  memang idealisme media telah memudar dari warna aslinya?

Banyak kasus selain "terorisme" yang diartikan selama ini yang sebenarnya merupakan terorisme sesungguhnya. Tidak ada yang mengingatkan mengenai kisah Rachel Corie, aktivis pemudi Amerika Serikat yang mati karena dilindas buldozer oleh tentara Zionis. Padahal hal ini sungguh-sungguh merupakan kekejaman yang nyata. Bagaimana dikisahkan Rachel Corie merasa berdebar-debar setiap detik berada bersama warga Palestina karena teror Zionis yang tidak kenal waktu dan membabi buta. Jutaan rakyat Palestina mati selama beberapa dekade sejak kedatangan Zionis ke tanah Palestina. Apakah hal ini bukan termasuk terorisme?

Publisitas kubah As Sahkhra yang selama ini diungkap sebagai kubah Al Aqsa. Bahkan media internasional seperti BBC, CNN pun tidak jujur dalam peliputan berita. Lalu kemana media nasional yang notebene merupakan negara muslim terbesar? Kita mesti pandai memilah-milih berita dan informasi yang masuk ke telingan kita, informasi yang kita baca, dan kita dengar. Perlu adanya klarifikasi lebih lanjut meskipun berita datang dari sumber yang ternama. "Sejarah (berita) tergantung siapa yang berkuasa." (fhw)

0 comments :

Post a Comment