Saturday 1 September 2012

Investor Timur Tengah Minati Perbankan Syariah Indonesia


Tiga investor asal Timur Tengah telah mengajukan rencana menanamkan modal di industri perbankan syariah dalam negeri ke Bank Indonesia (BI).


Hanya saja, bentuk investasi belum ditetapkan, apakah sekadar membuka kantor perwakilan, mendirikan bank syariah, atau mengakuisisi lalu mengonversi bank konvensional yang telah ada.

"Yang datang investornya langsung, dari Timur Tengah, ada dua atau tiga. Negaranya ada dari Kuwait, Turki, yang satu lagi saya lupa, tetapi Timur Tengah juga," ujar Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah BI Edy Setiadi di Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Edy mengatakan, sejumlah investor tertarik pada industri syariah dalam negeri lantaran pertumbuhan yang signifikan, terutama di segmen ritel. Per Juni 2012 saja aset industri perbankan syariah telah tumbuh 41,6% menjadi Rp155,41 triliun dari Rp109,75 triliun pada Juni 2011.

Walaupun secara historis industri syariah selalu tumbuh pesat, Edy mengatakan, tahun ini diprediksi akan ada perlambatan. "Mungkin tidak akan setinggi sebelumnya pertumbuhannya. Saya kira kalaupun maksimal sama lah dengan tahun lalu. Kalau kita lihat nett ekspansinya, setidaknya sama dengan tahun lalu," jelas Edy, dalam laman Media Indonesia.

Penyebab utama penurunan pertumbuhan industri adalah turunnya dana pihak ketiga kelolaan bank syariah akibat pengalihan dana haji ke sukuk. Jika dibandingkan dengan dana kelolaan pada akhir tahun lalu pertumbuhan DPK hanya mencapai 3,62% menjadi Rp119,27 triliun per pertengahan tahun ini.

Dana yang hilang dari tabungan haji berkisar Rp5-6 triliun. Total dana haji sendiri Rp7 triliun.*

Rep: Insan Kamil
Red: Syaiful Irwan
(hidayatullah.com)

0 comments :

Post a Comment